Pertanyaan Presiden Republik Langit kepada seorang penduduk Baduy
---
Di balik awan-awan biru yang menggantung di atas gunung-gunung hijau, di sebuah desa terpencil yang dijaga oleh hutan lebat, hiduplah seorang penduduk Baduy bernama Ananta. Kehidupannya sederhana, di tengah alam yang masih asri dan kearifan leluhur yang dijunjung tinggi.
Suatu hari, angin berbisik tentang kedatangan Presiden Republik Langit. Tak lama kemudian, sang Presiden muncul di tengah desa Baduy, diiringi oleh sinar matahari yang menyinari segala sesuatu di sekitarnya.
Dengan langkah yang mantap, Presiden Republik Langit menghampiri Ananta, yang sedang duduk di bawah pohon beringin tua, mengawasi aliran sungai yang tenang.
"Tuan Ananta," ucap Presiden dengan suara yang gemulai seperti tiupan angin. "Mengapa penduduk Baduy jarang sekolah? Bukankah pengetahuan adalah kunci untuk kemajuan?"
Ananta, yang bijaksana dalam keheningan alam, menatap Presiden dengan penuh ketulusan. "Tuan Presiden," jawabnya dengan lembut, "di antara gemuruh hutan dan riak sungai, kami menemukan kebijaksanaan dan kedamaian yang tak ternilai. Kami belajar dari alam, dan alam mengajarkan kami."
Presiden mengangguk, namun ekspresinya masih penuh tanda tanya. "Tetapi dengan pendidikan formal, kalian bisa memperluas wawasan dan kemampuan kalian. Mengapa tak kalian kejar?"
Ananta tersenyum, sorot matanya mengandung kebijaksanaan yang dalam. "Tuan Presiden, kami tidak menolak pengetahuan, namun kami percaya bahwa kebijaksanaan sejati datang dari hati yang tenang dan pengalaman yang mengalir seperti sungai. Sekolah bukan satu-satunya jalan menuju kebijaksanaan. Ada pelajaran yang tak bisa diajarkan oleh buku-buku, tapi hanya oleh alam dan pengalaman hidup."
Presiden Republik Langit merenung sejenak, terpesona oleh kearifan kata-kata Ananta. "Kau mengajari aku sebuah pelajaran, Ananta," ucapnya akhirnya. "Kebijaksanaan tak terbatas pada bangku sekolah. Terima kasih atas pencerahanmu."
Dengan salam yang hangat, Presiden meninggalkan desa Baduy, namun semangat dan kebijaksanaan penduduknya tetap terpatri dalam pikirannya. Desa Baduy, dengan segala keunikan dan kedamaian, melanjutkan perjalanan mereka di bawah cahaya langit yang terang.
---
Semoga cerita ini menggugah jiwa dan memberikan pandangan yang berharga mengenai kebijaksanaan dan nilai-nilai kehidupan.
Kastil langit, 13 Juni 2024
@Rosihan J.Khan
@garda indonesia
@republik langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar