Senin, 17 Juni 2024

Negeri bertabur gelar akademis dan gelar bangsawan namun lemah dalam SDM



Don Dasco

Prof. Dr. H. Ahmadi Sumi Dasco Ahmad





Negeri bertabur gelar akademis dan gelar bangsawan namun lemah dalam SDM


fenomena menarik di mana suatu negeri bisa memiliki banyak gelar akademis dan gelar bangsawan, namun tetap lemah dalam Sumber Daya Manusia (SDM). Ini adalah paradoks yang bisa dijelaskan dengan beberapa faktor:


**1. Kesenjangan antara Pendidikan dan Keterampilan:**


* **Pendidikan Formal vs. Keterampilan Praktis:**  Gelar akademis seringkali fokus pada teori dan pengetahuan akademis, sementara dunia kerja membutuhkan keterampilan praktis, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan beradaptasi. 

* **Kurangnya Keselarasan Kurikulum:**  Kurikulum pendidikan mungkin tidak selaras dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga lulusan memiliki pengetahuan yang tidak relevan.

* **Keterampilan Berbasis Teknologi:**  Perkembangan teknologi yang cepat membutuhkan keterampilan digital yang mungkin tidak diajarkan secara optimal di lembaga pendidikan.


**2. Budaya dan Sistem:**


* **Sistem Patronase:**  Gelar bangsawan bisa menjadi simbol status dan akses ke kekuasaan, namun tidak selalu menjamin kompetensi. Sistem patronase bisa menghambat promosi berdasarkan merit.

* **Kurangnya Motivasi dan Etos Kerja:**  Budaya yang terlalu berfokus pada gelar dan status bisa mengurangi motivasi untuk bekerja keras dan mengembangkan diri.

* **Korupsi dan Kesenjangan:**  Korupsi dan kesenjangan sosial bisa menghambat akses ke pendidikan berkualitas dan peluang kerja yang adil.


**3. Faktor Ekonomi:**

* **Kurangnya Investasi:**  Investasi yang rendah dalam pendidikan dan pelatihan bisa menyebabkan kualitas SDM yang rendah.

* **Ketidakstabilan Ekonomi:**  Ketidakstabilan ekonomi bisa membuat sulit bagi individu untuk mengembangkan karier dan meningkatkan keterampilan.


**Solusi:**


* **Reformasi Pendidikan:**  Memperbaiki kurikulum, meningkatkan kualitas pengajaran, dan mendorong pembelajaran berbasis keterampilan.

* **Peningkatan Investasi:**  Meningkatkan investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan infrastruktur.


Negeri bertabur gelar akademis dan gelar bangsawan namun lemah dalam SDM

* **Membangun Etos Kerja:**  Membudayakan etos kerja yang kuat dan penghargaan terhadap kompetensi.

* **Mendorong Inovasi:**  Membuat lingkungan yang mendukung inovasi dan kewirausahaan.

* **Menerapkan Good Governance:**  Menerapkan tata kelola yang baik untuk mengurangi korupsi dan meningkatkan transparansi.


Penting untuk diingat bahwa membangun SDM yang kuat membutuhkan upaya jangka panjang dan komprehensif.  Memperbaiki kualitas pendidikan, meningkatkan akses ke peluang, dan membangun budaya kerja yang positif adalah kunci untuk mengatasi paradoks ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Antara Kritik, Cinta, dan Seni Berpendapat

 Antara Kritik, Cinta, dan Seni Berpendapat Antara Kritik, Cinta, dan Seni Berpendapat By JK Presiden Republik Langit Kritik sejati bukan se...