Jumat, 30 Agustus 2024

Nasib Bahlil Lahadalia pasca Jokowi

Nasib Bahlil Lahadalia pasca Jokowi 

Nasib Bahlil Lahadalia pasca Jokowi




Nasib Bahlil Lahadalia pasca Jokowi

Posisi Bahlil memang belum sepenuhnya aman, apalagi setelah pelantikan presiden yang baru. Namun, saya yakin, dalam gejolak politik pasca pelantikan, Golkar akan kembali menemukan arah dan soliditasnya. Kita tahu, partai ini memiliki segudang kader hebat yang mampu mengemban tanggung jawab besar, bahkan melampaui kemampuan ketua umum saat ini.


Kekuatan Golkar terletak pada stok kader-kader tangguh yang siap menggantikan, siap menyongsong tantangan dengan gagah berani. Dalam dinamika yang terjadi, kita justru melihat betapa partai ini terus berkembang, tetap kuat karena kemampuan adaptasi dan regenerasinya. Ini adalah tanda sehatnya politik di dalam tubuh Golkar, sebuah organisasi yang tak gentar menghadapi perubahan dan pergeseran, karena yakin bahwa di setiap tantangan, ada peluang untuk menjadi lebih besar, lebih kuat, lebih hebat!


Di sini, kita bukan hanya bicara soal kekuasaan, tapi soal keberlanjutan. Golkar telah membuktikan diri sebagai benteng politik yang kokoh, dan saya yakin akan terus demikian, bahkan di tengah badai yang mungkin datang setelah pelantikan presiden baru.


Nasib Bahlil Lahadalia pasca Jokowi

Nasib Bahlil Lahadalia pasca Jokowi

 

Adakah Bahlil bertahan sebagai ketum Golkar?!, sepertinya akan goyah setelah Jokowi turun dari kursi presiden, karna kekuatan Bahlil ada pada Jokowi, gmn Lo pendapat Lo Dul?!


Kekuatan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar memang sangat terkait dengan kedekatannya dengan Jokowi, baik dalam konteks politik maupun dalam hal dukungan. Ketika Jokowi turun dari kursi presiden, tentu ada risiko bahwa pengaruh dan dukungan terhadap Bahlil bisa berkurang, yang berpotensi membuat posisinya sebagai ketum Golkar goyah.


Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

1. Ketergantungan pada Jokowi: 

Bahlil mungkin mendapat dukungan kuat dari Jokowi selama masa kepresidenan, tetapi setelah itu, ia perlu membangun dukungan yang lebih luas di dalam partai dan di kalangan pemilih.

2. Kinerja dan Kontribusi: 

Jika Bahlil dapat menunjukkan kinerja yang baik dan kontribusi nyata untuk Golkar dan masyarakat, ia bisa memperkuat legitimasi dan posisi kepemimpinannya.

3. Persaingan Internal: 

Golkar adalah partai dengan banyak tokoh berpengaruh. Setelah Jokowi, Bahlil harus siap menghadapi persaingan dari dalam partai, baik dari kader senior maupun yang baru muncul.

4. Isu dan Tantangan Politik: 

Konteks politik yang dinamis, termasuk isu-isu ekonomi, sosial, dan kebijakan yang berkembang, juga akan memengaruhi stabilitas posisinya.

Jika Bahlil tidak mampu menguatkan fondasi dukungan yang ada, posisinya sebagai ketum Golkar bisa tergoyahkan. Namun, jika ia dapat beradaptasi dan membangun kekuatan baru, bukan tidak mungkin ia tetap bertahan dan membawa Golkar ke arah yang lebih baik. 


Maju terus, Golkar!


Jakarta, 30 Agustus 2024

@Jenghiskhan ( JK )

@garda indonesia

#JKpresidenrepubliklangit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Kita bekerja bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk sejarah yang akan ditulis oleh anak-cucu kita, dan peradaban yang akan kita tinggalkan 100 tahun ke depan."

  "Kita bekerja bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk sejarah yang akan ditulis oleh anak-cucu kita, dan peradaban yang akan kita ti...