Jumat, 06 September 2024

Jejak di Langit, Cinta di Bumi


Jejak di Langit, Cinta di Bumi







Jejak di Langit, Cinta di Bumi


Di bawah langit Republik Langit yang penuh bintang, JK berdiri di tepi balkon istana, memandang jauh ke cakrawala. Dia adalah sosok yang tegas, pemimpin yang berwibawa, namun malam ini pikirannya tertuju pada sesuatu yang lebih lembut—pada Anna.


Pertemuan pertama mereka terjadi tanpa rencana. Anna, seorang penulis berbakat dengan karisma tersendiri, hadir di sebuah forum diskusi yang dipimpin JK. Diskusi itu menyala-nyala tentang masa depan Republik Langit, tapi dalam hening pikirannya, JK menemukan sesuatu yang tak pernah dia duga. Anna tampak berbeda, dengan matanya yang tajam namun penuh rasa ingin tahu, seolah dapat membaca seluruh rahasia di balik orasi JK yang megah.


Malam setelah diskusi itu, sebuah pesan singkat dari JK muncul di layar ponsel Anna:


_"Hari ini aku mencuri fotomu, esok atau lusa bisa mencuri hatimu."_  

  

Pesan itu diakhiri dengan tanda pagar yang sudah dikenal oleh seluruh rakyat Republik Langit, #republiklangit. Anna tersenyum. Sederhana, namun memiliki kekuatan yang menyentuh hatinya. Meskipun terbiasa dengan pujian dan kata-kata megah dari para intelektual, pesan singkat dari JK terasa berbeda—membawa warna baru dalam kehidupannya yang penuh dengan tulisan dan riset.


Esoknya, Anna hadir lagi di acara lain, namun kali ini JK tidak berada di barisan depan. Ia memilih tempat yang lebih jauh, memperhatikan Anna dari kejauhan, sebagaimana ia memperhatikan dinamika langit dan strategi politik yang rumit. Ada sesuatu dalam ketenangan Anna yang mengingatkannya pada dirinya sendiri—tapi dalam versi yang lebih lembut, penuh cinta kasih sayang, tanpa diselubungi ambisi yang membara.


Saat acara berakhir, JK menghampirinya. Mereka berbicara, dan seperti yang diduga JK, pembicaraan mereka mengalir dengan ringan, seperti angin yang membawa aroma kenangan.


_"Kau menyukai langit?"_ tanya JK.


_"Aku lebih menyukai bumi. Langit bagiku adalah pengingat bahwa kita di sini, di bumi, memiliki batas waktu,"_ jawab Anna.


JK terdiam sesaat. Kata-kata Anna menggetarkan sesuatu dalam dirinya. Di tengah segala ambisi dan mimpi yang besar, kata-kata sederhana itu menyentuh inti kemanusiaannya.


_"Mungkin langit dan bumi selalu mencari satu sama lain, seperti aku mencari sesuatu dalam dirimu, Anna."_  

Anna terkejut, namun tidak ada kata yang keluar. Hanya matanya yang berbicara, penuh kebingungan dan harapan.


Seiring waktu, hubungan mereka berkembang. Anna adalah seseorang yang berani mengingatkan JK akan pentingnya kelembutan di antara strategi-strategi besar. JK, yang terbiasa mengendalikan segala sesuatu, menemukan bahwa di hadapan Anna, ia bisa menjadi lebih manusiawi, lebih rentan.


Namun, setiap perjalanan cinta di Republik Langit tak pernah mudah. Tantangan-tantangan politik, ambisi besar JK, dan masa depan yang penuh teka-teki terus membayangi hubungan mereka. JK tahu bahwa untuk mencintai seseorang seperti Anna, ia harus menyeimbangkan hatinya yang penuh ambisi dengan kasih sayang yang tulus—sebuah perjuangan yang mungkin sama besarnya dengan membangun Republik Langit.


#republiklangit







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Antara Kritik, Cinta, dan Seni Berpendapat

 Antara Kritik, Cinta, dan Seni Berpendapat Antara Kritik, Cinta, dan Seni Berpendapat By JK Presiden Republik Langit Kritik sejati bukan se...