Kamis, 03 Oktober 2024

Dialog JK dengan Ridwan Hisjam: Bicara Eksplorasi Geologi dan Urgensi Amendemen Konstitusi

Dialog JK dengan Ridwan Hisjam: Bicara Eksplorasi Geologi dan Urgensi Amendemen Konstitusi




Dialog JK dengan Ridwan Hisjam: Bicara Eksplorasi Geologi dan Urgensi Amendemen Konstitusi



 Bang Ridwan Hisjam_ : 

“JK, kita menghadapi tantangan besar dalam sektor energi. Potensi geologi kita melimpah, tetapi pengelolaannya masih terseok-seok. Bukankah ini saatnya kita mengubah strategi?”


 JK (Jenghiskhan): 

“Tepat, Bang Ridwan. Sumber daya alam kita memang luar biasa, tetapi eksplorasi geologi yang kurang optimal menjadi penghambat utama. Kita bicara potensi emas, tembaga, nikel, hingga gas bumi. Tetapi jika kita hanya terpaku pada sistem lama, potensi itu hanya akan jadi cerita. Apa yang dibutuhkan sekarang bukan hanya perubahan teknis, tapi juga kerangka hukum yang adaptif. Itulah urgensinya amendemen konstitusi.”


Bang Ridwan Hisjam: 

“Amendemen konstitusi? Bagaimana bisa itu terkait langsung dengan sektor energi?”


 JK: 

“Begini, kita bicara soal landasan hukum yang mengikat pengelolaan sumber daya. Konstitusi kita, dengan segala hormat, dibangun di era yang berbeda. Saat itu, visi pembangunan belum sekompleks sekarang. Amendemen bukan sekadar perubahan pasal, tetapi revisi atas perspektif kita terhadap pengelolaan sumber daya alam. Kita butuh dasar yang memungkinkan kebijakan energi yang lebih dinamis, inovatif, dan berkelanjutan.”


 Bang Ridwan Hisjam:

 “Jadi, kamu memandang amendemen konstitusi sebagai syarat untuk memastikan pengelolaan geologi yang lebih maju?”


 JK :

 “Benar. Amendemen konstitusi yang saya maksud harus mampu menjamin keberlangsungan dan kedaulatan energi. Konstitusi yang fleksibel dalam hal kebijakan, tapi kokoh dalam hal perlindungan kepentingan nasional. Sehingga, eksplorasi geologi bukan hanya berujung pada keuntungan ekonomi sesaat, tetapi juga keberlanjutan untuk generasi mendatang.”


Dialog JK dengan Ridwan Hisjam: Bicara Eksplorasi Geologi dan Urgensi Amendemen Konstitusi




 Bang Ridwan Hisjam : 

“JK, kita menghadapi tantangan besar dalam sektor energi. Potensi geologi kita melimpah, tetapi pengelolaannya masih terseok-seok. Bukankah ini saatnya kita mengubah strategi?”


 JK (Jenghiskhan):

 “Tepat, Bang Ridwan. Sumber daya alam kita memang luar biasa, tetapi eksplorasi geologi yang kurang optimal menjadi penghambat utama. Kita bicara potensi emas, tembaga, nikel, hingga gas bumi. Tetapi jika kita hanya terpaku pada sistem lama, potensi itu hanya akan jadi cerita. Apa yang dibutuhkan sekarang bukan hanya perubahan teknis, tapi juga kerangka hukum yang adaptif. Itulah urgensinya amendemen konstitusi.”


 Bang Ridwan Hisjam: 

“Amendemen konstitusi? Bagaimana bisa itu terkait langsung dengan sektor energi?”


 JK : 

“Begini, kita bicara soal landasan ukum yang mengikat pengelolaan sumber daya. Konstitusi kita, dengan segala hormat, dibangun di era yang berbeda. Saat itu, visi pembangunan belum sekompleks sekarang. Amendemen bukan sekadar perubahan pasal, tetapi revisi atas perspektif kita terhadap pengelolaan sumber daya alam. Kita butuh dasar yang memungkinkan kebijakan energi yang lebih dinamis, inovatif, dan berkelanjutan.”


 Bang Ridwan Hisjam_:

 “Jadi, kamu memandang amendemen konstitusi sebagai syarat untuk memastikan pengelolaan geologi yang lebih maju?”


 JK:

 “Benar. Amendemen konstitusi yang saya maksud harus mampu menjamin keberlangsungan dan kedaulatan energi. Konstitusi yang fleksibel dalam hal kebijakan, tapi kokoh dalam hal perlindungan kepentingan nasional. Sehingga, eksplorasi geologi bukan hanya berujung pada keuntungan ekonomi sesaat, tetapi juga keberlanjutan untuk generasi mendatang.”


 Bang Ridwan Hisjam : 

“Tapi ada kekhawatiran bahwa amendemen bisa dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu, terutama politik. Bagaimana kamu menanggapinya?”


 JK : 

“Wajar ada kekhawatiran. Tapi di sinilah peran negara hukum dan masyarakat kritis. Kita harus memastikan bahwa amendemen ini digagas demi kepentingan bangsa, bukan sekadar alat politik. Dengan eksplorasi geologi yang lebih baik dan kerangka konstitusional yang kuat, kita tidak hanya akan menggerakkan ekonomi, tapi juga memastikan bahwa sumber daya kita dikelola dengan adil dan bertanggung jawab.”


 Bang Ridwan Hisjam: 

“Kamu punya visi yang jauh ke depan, JK. Tapi kita butuh lebih dari sekadar ide besar. Kita butuh eksekusi yang konkret.”


 JK  :

 “Setuju. Dan eksekusi itu dimulai dari kesadaran akan urgensi perubahan. Ini bukan hanya soal amandemen konstitusi, tetapi soal mentalitas kita dalam memandang sumber daya. Kita butuh keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Tidak akan ada perubahan tanpa kemauan politik yang kuat dan dukungan dari semua elemen bangsa.”


Bang Ridwan Hisjam: 

“Baik, saya siap berdiri bersamamu, JK. Kita akan bawa perubahan ini ke ranah yang lebih luas.”


JK: 

“Bersama, Bang Ridwan. Perjuangan ini bukan milik satu orang, melainkan seluruh rakyat yang ingin melihat Indonesia memimpin di panggung dunia.”


 Bang Ridwan Hisyam_ : 

“Tapi ada kekhawatiran bahwa amendemen bisa dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu, terutama politik. Bagaimana kamu menanggapinya?”


 JK :

 “Wajar ada kekhawatiran. Tapi di sinilah peran negara hukum dan masyarakat kritis. Kita harus memastikan bahwa amendemen ini digagas demi kepentingan bangsa, bukan sekadar alat politik. Dengan eksplorasi geologi yang lebih baik dan kerangka konstitusional yang kuat, kita tidak hanya akan menggerakkan ekonomi, tapi juga memastikan bahwa sumber daya kita dikelola dengan adil dan bertanggung jawab.”


 Bang Ridwan Hisjam: 

 “Kamu punya visi yang jauh ke depan, JK. Tapi kita butuh lebih dari sekadar ide besar. Kita butuh eksekusi yang konkret.”


 JK : 

“Setuju. Dan eksekusi itu dimulai dari kesadaran akan urgensi perubahan. Ini bukan hanya soal amandemen konstitusi, tetapi soal mentalitas kita dalam memandang sumber daya. Kita butuh keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Tidak akan ada perubahan tanpa kemauan politik yang kuat dan dukungan dari semua elemen bangsa.”


#republiklangit 


 _Bang Ridwan Hisjam:_ “Baik, saya siap berdiri bersamamu, JK. Kita akan bawa perubahan ini ke ranah yang lebih luas.”


 _JK_ : “Bersama, Bang Ridwan. Perjuangan ini bukan milik satu orang, melainkan seluruh rakyat yang ingin melihat Indonesia memimpin di panggung dunia.”


#RepublikLangit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Kita bekerja bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk sejarah yang akan ditulis oleh anak-cucu kita, dan peradaban yang akan kita tinggalkan 100 tahun ke depan."

  "Kita bekerja bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk sejarah yang akan ditulis oleh anak-cucu kita, dan peradaban yang akan kita ti...