Tauhid Menurut Gus Emon
Tauhid Menurut Gus Emon
By Jenghiskhan (JK)
#RepublikLangit
Tauhid menurut Gus Emon itu sederhana. Baginya, tauhid bukan hanya sekadar konsep teologis yang dipelajari di bangku madrasah atau sekadar jargon yang diteriakkan para ustaz di mimbar. Tauhid, dalam pandangannya, adalah pengalaman hidup yang terus bergerak, menembus batas formalitas agama. Gus Emon menempatkan tauhid bukan sekadar sebagai pemahaman terhadap keesaan Tuhan, tetapi sebagai manifestasi yang nyata dalam setiap perilaku.
Menurut Gus Emon, tauhid bukan hanya soal menegaskan bahwa Tuhan itu Esa, melainkan bagaimana setiap individu benar-benar menempatkan Tuhan sebagai pusat segala kehidupan. Tuhan menjadi poros, dan segala tindakan, pemikiran, serta kehendak manusia harus selalu sejalan dengan kehendak-Nya. "Kalau hanya teriak 'Laa ilaaha illallah' tanpa benar-benar meyakininya dalam hati dan mempraktikkannya dalam kehidupan, itu namanya baru belajar kulit tauhid," kata Gus Emon suatu kali dalam salah satu monolog panjangnya.
Gus Emon selalu menekankan bahwa tauhid harus membumi. Seorang yang bertauhid sejati, menurutnya, akan terlihat dalam sikapnya yang sederhana, rendah hati, tapi kuat memegang prinsip. "Tauhid itu bukan cuma bicara tentang langit, tetapi juga tentang bumi. Bagaimana kita memandang dunia ini dengan kacamata keesaan Tuhan dan menjalani hidup sesuai nilai-nilai-Nya," tambah Gus Emon dengan nada yang tegas tapi teduh.
Bagi Gus Emon, tauhid harus melekat dalam kehidupan sosial dan politik. "Di zaman sekarang, tauhid harus lebih dari sekadar pemahaman pribadi, ia harus menjadi kekuatan kolektif. Tauhid yang benar akan melahirkan kepemimpinan yang adil, masyarakat yang harmonis, dan pemerintahan yang membawa rahmat," ujarnya. Tauhid yang sejati akan membuat seseorang tidak mudah goyah oleh kepentingan duniawi, apalagi politik pragmatis.
Namun, Gus Emon juga mengingatkan bahwa tauhid bukanlah alasan untuk menjadi ekstrem. Tauhid yang sejati harus melahirkan sikap moderat dan toleran. "Kalau tauhidmu bikin kamu jadi merasa paling benar sendiri dan menafikan orang lain, itu bukan tauhid namanya. Itu kesombongan yang justru menjauhkanmu dari Tuhan," sindirnya dengan sedikit senyum sinis.
Di bawah kepemimpinan Republik Langit, tauhid ala Gus Emon ini bukan sekadar menjadi tema ceramah semata, tetapi menjadi fondasi dalam membangun peradaban yang berkeadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar